Manado, SulutGlobal.com || Wakil Wali (Wawali) Kota Manado dr Richard Sualang (RS), tampak emosi mendapati Puskesmas Bailang di Kecamatan Tuminting sudah tutup padahal waktu baru menunjukan pukul 11.00 WITA, Jumat (30/7/2021).
Wajahnya memerah menahan emosi saat mendapati para staf Puskesmas sedang berkumpul di lantai dua dan enggan turun ke lantai satu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dia kemudian menegur mereka dan bertanya kenapa keadaan sunyi tidak ada pelayanan sama sekali.
“Kiapa masih jam bagini so tutup, ada beking apa ngoni? Kamana Kapus (Kepala Puskesmas), mana staf laeng?” tanyanya dengan nada meninggi.
Orang nomor dua di kota berjulukan tinutuan ini kemudian berkeliling mengetuk semua pintu ruangan Poli yang kondisinya tertutup rapat.
Menariknya saat mengetuk salah satu pintu keluarlah seorang THL dengan wajah terkejut dan mempersilakan Wawali masuk.
Penasaran dengan apa yang didapati olehnya, RS kemudian bertanya kemana sang Kapus dan tenaga kesehatan lainnya.
Salah satu staf yang berada disitu kemudian secara spontan menyahut bahwa “Kapus sedang berada di Diklat”.
Situasi semakin memanas saat orang nomor dua di kota berjulukan tinutuan ini melemparkan pertanyaan kenapa tidak ada pelayanan, tidak ada satupun yang membuka mulut.
Wawali menyesali akan sikap para staf Puskesmas Bailang hanya mengunci pintu berkumpul di satu ruangan dan tidak melakukan tugasnya yaitu melayani masyarakat.
Sebelumnya Wawali juga kecewa saat singgah di Kantor Lurah Bailang dan mendapati banyak orang berkumpul dengan alasan akan menerima bantuan tanpa menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes).
Wawali keheranan sebab disitu ada pegawai kelurahan namun mereka duduk diam sembari memainkan handphone android dan tidak menegur masyarakat yang berkerumun.
Staf kelurahan yang kaget karena didatangi oleh Wawali kemudian cepat-cepat mengatur warga agar tidak berkerumun dan menjaga jarak.
Richard sapaan akrabnya kemudian meminta warga agar tidak berkerumun dan menjaga jarak sebab semua yang sudah terdaftar pasti akan menerima bantuan.
“Kita tidak tahu barangkali ada yang positif dan tidak menyadari, sehingga malah menjadi penyebar virus, jadi harus jaga jarak, dan staf harusnya jangan hanya sibuk main HP, tetapi harus melayani masyarakat,” tandasnya.
(*SG)